Bagaimana toksin botulinum bekerja ketika memasuki tubuh Anda? 

 

Ringkasan. Suntikan botox terutama terkenal karena kemampuannya untuk mengurangi kerutan wajah. Ini juga digunakan untuk mengobati kondisi seperti kejang leher (cervical dystonia), keringat berlebihan (hiperhidrosis), kandung kemih terlalu aktif, dan mata malas. Suntikan botoks dapat membantu mencegah migrain kronis


Untuk apa toksin botulinum digunakan?
Toksin botulinum memiliki kegunaan kosmetik dan terapeutik. Para peneliti sedang melakukan uji klinis untuk penggunaannya dalam berbagai kondisi yang berkembang, termasuk pengendalian nyeri pada beberapa gangguan nyeri kronis.

Penggunaan terapeutik yang potensial dari injeksi toksin botulinum termasuk:
Distonia otot fokal
Dystonia fokal adalah kontraksi otot yang tidak disengaja, terus-menerus, dan tidak terkontrol yang menyebabkan postur abnormal. Berbagai jenis distonia fokal yang diobati dengan suntikan toksin botulinum meliputi:
• Dystonia serviks - juga dikenal sebagai tortikolis spasmodik, adalah kondisi nyeri saat otot leher berkontraksi dan kepala menoleh ke satu sisi).
• Blefarospasme: kedipan atau kedipan mata yang tidak disengaja
Distonia laring - kejang otot laring yang tidak terkontrol
• Distonia ekstremitas: kontraksi involunter lengan dan ekstremitas
• Distonia mandibula: Kontraksi rahang dan otot wajah lainnya
• Oral dystonia: Kontraksi otot-otot wajah bagian bawah, mulut dan lidah
• Distonia: Kontraksi otot tulang belakang, perut, dan dada
kejang

Spastisitas adalah suatu kondisi di mana otot menjadi kencang dan kaku, mencegah gerakan normal. Penelitian telah menunjukkan bahwa suntikan toksin botulinum efektif dalam mengobati spastisitas yang disebabkan oleh kondisi seperti:

  • Serangan otak/Stroke
  • Kerusakan otak
  • kelumpuhan otak
  • Sklerosis ganda
  • Cedera saraf tulang belakang

Gangguan non-kronis


Berikut ini adalah beberapa gangguan non-periodik di mana kejang otot dapat diobati dengan suntikan toksin botulinum:

  • Kejang hemifasial (kontraksi otot di satu sisi wajah)
  • Ketegangan
  • Tik
  • Myokymia (kontraksi otot lokal yang tidak disengaja)
  • Myokinesis (gerakan otot sukarela yang menyebabkan gerakan otot lain yang tidak disengaja)
  • Tinnitus (telinga berdenging akibat kedutan otot telinga bagian dalam)
    Kram otot genetik
  • Bruxism nokturnal (menyikat gigi saat tidur)
  • Trismus
  • Rektal (kekencangan otot dasar panggul membuat sulit buang air besar)
    Strabismus (mata juling)
  • Nystagmus (gerakan mata yang tidak disengaja dan berulang yang dapat menyebabkan masalah penglihatan)
    Sakit kronis

 

Toksin botulinum, yang digunakan untuk mengontrol nyeri pada banyak kondisi, masih dalam uji klinis. Hanya pereda nyeri migrain yang mengandung toksin botulinum yang disetujui oleh Food and Drug Administration AS untuk digunakan dalam pereda nyeri. Berikut adalah beberapa kondisi di mana nyeri kronis dan kejang otot lokal dapat diobati dengan suntikan toksin botulinum:

  • Nyeri punggung bawah kronis
  • Sindrom nyeri myofascial (nyeri otot)
  • Berpikir sakit kepala
  • Sakit kepala migrain kronis
  • Overdosis sakit kepala
  • Epikondilitis lateral (siku tenis)
  • sakit lutut
  • sakit bahu
  • Nyeri neuropatik (nyeri akibat kerusakan saraf)

Gangguan hiperaktivitas otot polos
Otot polos ditemukan di organ dalam dan pembuluh darah dan membantu fungsinya. Kondisi yang melibatkan otot polos yang dapat diobati dengan suntikan toksin botulinum meliputi:

  • Kandung kemih neurogenik: enuresis
  • Displasia otot detrusor: kurangnya koordinasi otot antara berbagai otot yang mengontrol buang air kecil.
  • Hiperplasia prostat jinak: Pembesaran prostat
  • Akalasia kardia: Akumulasi makanan di kerongkongan
  • Penyakit Hirschsprung: Suatu kondisi yang memengaruhi pergerakan tinja di usus besar
  • Disfungsi Sfingter Oddi: Suatu kondisi yang menghalangi aliran empedu
  • Wasir
  • Fisura anus kronis
  • Fenomena Raynaud: Kejang pembuluh darah yang membatasi suplai darah ke jari tangan, kaki, telinga atau ujung hidung.